Banner 468 x 60px

 

Minggu, 14 Mei 2017

Manajemen BK

0 komentar
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan mimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-makud yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanannya adalah “managing” pengeloaan, sedang pelaksanaannya disebut manajer atau pengelola.
Seorang yang menjadi manajer mengambil alih kewajiban-kewajiban baru, yang seluruhnya bersifat “managerial”. Yang penting diantaranya adalah meniadakan kecendrungan untuk melaksanakan sendiri semua urusan. Tugas-tugas operasional dicapai melalui usaha kerja para bawahan sang manajer. Pada hakikatnya, tugas seorang manajer ialah menggunakan usaha para bawahan secara berdaya guna. Namun jarang para manajer benar-benar menghabiskan waktunya dengan pengelolaan, biasanya mereka melaksanakan sesuatu pekerjaan non-manajemen. Memang seseorang mengurus urusannya sendiri, tetapi pengacuan penting dalam manajemen adalah kepada suatu kelompok. Usaha bersama “coveratif endeavor” adalah ungkapan jama sekarang. Sumber-sumber bahan yang luas dan kecakapan teknis kurang berguna, kecuali kalau kemampuan manajemen untuk menggunakan sumber-sumber ini melalui suatu kelompok yamg terorganisasi didorong dan dikembangkan. Selanjutnya karena adanya berbagai keterbatasan orang per orang, maka dipandang perlu untuk mendayagunakan kelompok itu demi mencapai tujuan-tujuan yang paling baik.
B.     Rumusan masalah
1.      Pengertian manajemen Konvensional?
2.      Apa itu Manajemen interaktif?
3.      Bagaimana Proses manajemen?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian manajemen konvensional
2.      Untuk mengetahui apa itu manajemen interaktif
3.      Untuk mengetahui proses dari manajemen

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen
Manajemen ialah proses memperoleh tindakan melalui usaha orang lain. Atau dapat dipahami bahwa manajemen adalah kekuatan utama dalam suatu organisasi yang mengkoordinir berbagai kegiatan bagian-bagian (sub system) serta berhubungan dengan lingkungan. [1]

B.     Manajemen Konvensional
Manajemen konvensional adalah manajemen yang dimiliki para pekerja berasal dari nenek moyang disebarkan dari mulut ke mulut dan selalu diwariskan kepada generasi selanjutnya serta  erkembang karena gagsan-gagasan yang pernah ada.
Dalam manajemen konvensional tidak pernah ditemukan suatu prinsip, oleh karena itu manajemen konvensional sering disebut manajemen yang tradisional.[2]
Manajemen tradisional suatu masalah yang dipecahkan berdasarkan tindakan-tindakan yang diambil pada masa lalu, dengan kata lain didasarkan pada tradisi atau mengikuti tradisi yang sudah berjalan sebelumnya.
C.     Manajemen Interaktif
Model manajemen interaktif
1.      Confidence
Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama. Dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian
2.      Immediacy
Model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi lebih segar dan tidak membosankan
3.      Interaction manajemen
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan
4.      Expresivennes
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku
5.      Other orientation
Dalam hal ini manajemen berorganisasi pada pegawai.

D.    Proses manajemen
Untuk penjelasan lebih rinci ada beberapa proses dari manajemen yaitu:
1.      Planning (Perencanaan)
Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitas manajerial pada setiap organisasi. Karena itu, perencanaanmenentukan adanya perbedaan kinerja (perpormance)  satu organisasi dengan organisasi lain dalam pelaksaan rencana untuk mencapai tujuan. Monday & Premeaux (1995: 138) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Berarti di dalam perencaan akan ditentukan apa yang akan dicapai dengan membuat rencana dan cara-cara melakukan rencana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan para manajer di setiap level manajemen.
Mengapa Manajer membuat perencaan? Sungguh perencanaan memberikan arah, mengurangi pengaruh perubahan, meminimalkan pergaulan dan menyusun ukuran untuk memudahkan pengawasan. Dengan kata lain proses perencanaan merupakan langkah awal kegiatan manajemen dalam setiap organisasi, karena memlalui perencanaan ini ditetapkan apa yang akan dilakukan kegiatan tersebut. Akan tetapi sebelum sampai pada langkah-langkah ini diperlukan data dan informasi yang cukup serta analisis untuk menetapkan rencana yang konkrit sesuai kebutuhan organisasi.
Perencaan adalah sebagai “intelligent cooperation with the inevitable” (kerjasama cerdas yang tak dapat dielakkan). Perencanaan ialah suatu kegiatan integrative yang berusaha memaksimalkan keefektifan seluruhnya daripada suatu organisasi sebagai suatu system sesuai tujuan organisasi. Pada pokoknya perencanaan adalah proses manajemen untuk memutuskan apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya? Menseleksi tujuan dan membangun kebijakan, program dan prosedur untuk pencapaian tujuan. Kemudian harus jelas hasil apa yang diharapkan dari proses rencana.[3]
Ada suatu pendekatan yang logis terhadap perencanaan meliputi langkah-langkah:
a.       Memperhatikan lingkungan politis, ekonomis dan kompetitif di masa dating
b.      Visualisasi peranan yang dikehendaki daripada organisasi didalam lingkungan ini
c.       Merasakan kebutuhan-kebutuhan dan keperluan langganan
d.      Menentukan perubahan-perubahan dalam kebutuhan dan keperluan-keperluan kelompok lain yang berkepentingan (pemegang saham, pegawai, penawar, pembeli dll)
e.       Mengembangkan sarana yang luas, tujuan-tujuan dan rencana-rencana yang akan mengarahkan usaha-usaha seluruh organisasi
f.       Menterjemahkan perencanaan yang luas ini kedalam usaha-usaha fungsional atas dasar yang lebih terperinci riset, perencanaan dan pengembangan, produksi, distribusi dan pelayanan
g.      Mengembangkan perencaan lebih terperinci dan control atas pengguanaan sumber-sumber dalam tiap-tiap wilayah fungsional selalu dihubungkan dengan usaha perencanaan yang menyeluruh.
               Dalam konsep sisitem, fungsi perencanaan merupakan suatu rancangan system yang harus memberikan pertimbangan pada tujuan yang menyeluruh dari organisasi, integrasi pekerjaan sub system kea rah tujuan tersebut kemudian tujuan dan sasaran tersebut diterjemahkan ke dalam rencana-rencana lebih terperinci dan khusus dibagiakn kepada semua system organisasi
               Ada beberapa keuntungan tujuan-tujuan sebagai petunjuk bagi perencaan, yaitu:
a.       Landasan bagi perencanaan yang terpadu dan utuh
b.      Premis-premis dalam mana perencanaan yang lebih khusus harus mengambil tempat
c.       Landasan utama bagi penyelenggaraan fungsi control
d.      Suatu landasan utama bagi motivasi manusia, suatu kesadaran untuk berkarya dalam arti tujuan-tujuan dan sasaran yang telah dikenal
e.       Suatu landasan bagi perumusan yang tepat delegasi dan desentralisasi perencanaan khusus pada tingkatan operasional yang lebih rendah.
f.       Suatu landasan bagi koordinasi kegiatan-kegiatan diantara berbagai macam unit pekerjaan fungsional dalam organisasi
Rencana yang baik harus merupakan hasil kerja sama, yang berguna untuk memecahkan masalah-masalaah yang akan dihadapi [4]

2. Organizing (pengorganisasian)
      Organisasi ialah kerjasama dua orang atau lebih dalam satu keadaan yang terkoordinir untuk mencapai hasil yang diinginkan. Didalam organisasi ada sejumlah orang baik sebagai manajemer maupun sebagai anggota, ada struktur tujuan-tujuan, aturan dan prosedur. Orang yang melaksanakan manajemen inilah disebut manajer, dan yang melaksanakan pekerjaan praktis adalah anggota.
      Proses organisasi adalah kegiatan seseorang dalam struktur organisasi sehingga memiliki tanggung jawab, tugas dan kegiatan yang berkaitan dengan fungsi organisasi dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama melalui perencanaan
      Pengorganisasian sebagai kepengurusan adalah mencakup pembagian tugas kepada karyawan untuk melaksanakannya, mengalokasikan sumber daya yang memberikan bantuan, kemudian mengkoordinir pekerjaan untuk mencapai hasil.
      Maka dengan demikian sebuah organisasi terdiri dari beberapa unsure yaitu
a.       Ada kumpulan orang-orang
b.      Ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam organisasi
c.       Bekerjasama dimana aktivitas-aktivitas yang terpisah dikoordinir
d.      Ada tujuan bersama yang akan dicapai melalui kerjasama yang terkoordinir.

      Ada beberapa konsep dalam pengorganisasian, yang menurut Mondy dan Premeaux (1995) yaitu tanggung jawab, wewenang, pendelegasian, dan pertanggung jawaban.
3.            Controlling (Pengawasan)
                 Siagian (1985) berpendapat bahwa pengawasan (controlling) merupakan proses  pengamatan atau pemantauan terhadap pelaksaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
      Pengawasan yang dibuat dalam fungsi manajemen sebenarnya merupakan strategi untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan dari segi pendekatan rasional terhadap keberadaan input (jumlah dan kualitas bahan, uang, staf, peralatan, fasilitas, dan informasi)., demikian pula dengan pengawasan terhadap aktivitas (penjadwalan dan ketetpatan pelaksaan kegiatan organisasi), sedangkan yang lain adalah pengawasan terhadap output (standar produk yang diinginkan).
      Selanjutnya Siagian (1985) berpendapat bahwa sasaran pengawasan adalah untuk menjamin hal-hal berikut:
a.       Kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan terselenggara sesuai dengan jiwa dan semangat kebijaksaan dan strategin dimaksud
b.      Anggaran yang tersedia untuk menghidupi berbagai kegiatan organisasi benar-benar dipergunakan untuk melakukan kegiatan tersebut secara efisian dan efektif
c.       Para anggota organisasi benar-benar berorientasi kepada berlangsungnya hidup dan kemajuan organisasi sebagai keseluruhan dan bukan kepada kepentingan individu yang sesungguhnya ditempatkan dibawah kepentingan organisasi.
d.      Penyediaan dan pemanfataan sarana dan prasarana kerja sedemikian rupa sehingga organisasi memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana tersebut.
e.       Standar mutu hasil pekerjaan terpenuhi semaksimal mungkin , dan
f.       Prosedur kerja ditaati oleh semua pihak.

4. Evaluation (penilaian)
      Kaufman dan Thomas (1980) mengenai penelahaan kebutuhan dan evaluasi. Mereka mengemukakan bahwa dengan penelaahan kebutuhan membantu kita untuk mengetahui apa yang seharusnya kita kerajakan untuk menutup kesenjangan, yakni pada awal kegiatan, yang menjadi dasar untuk menyusun program, sedangkan evaluasi membantu kita untulk mengetahui apa yang harus kita lakukan pada saat program sedang berjalan, untuk mencapai tujuan.
      Evaluasi membantu untuk mengidentifikasi kesenjangan antara hasi-hasil yang dicapai saat ini dan hasil yang diinginkan, ketika program sedang berjalan, dan juga membantu mencapai tujuan-tujuan berkat informasinya.[5]
      Setiap kegiatan, baik yang dilakukan oleh unsur pimpinan maupun bawahan, memerlukan adanya evaluasi. Dengan mengetahui kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan serta kemacetan-kemacetan yang diperoleh dari tindakan evaluasi itu, selanjutnya dapat diusahakan bagaimana cara-cara memperbaikinya.[6]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Manajemen ialah proses memperoleh tindakan melalui usaha orang lain. Atau dapat dipahami bahwa manajemen adalah kekuatan utama dalam suatu organisasi yang mengkoordinir berbagai kegiatan bagian-bagian (sub system) serta berhubungan dengan lingkungan.
      Manajemen konvensional adalah manajemen yang dimiliki para pekerja berasal dari nenek moyang disebarkan dari mulut ke mulut dan selalu diwariskan kepada generasi selanjutnya serta  erkembang karena gagsan-gagasan yang pernah ada.
B.     Saran
      Kami berharap dengan disusunnya makalah ini bisa memberikan pengetahuan mengenai “Konsep manajemen efektif berbasis teori system” bagi para pembaca. Sangat mungkin dalam penyususan makalah ini ditemukan banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca akan sangat berguna untuk menjadikan penyusunan makalah ini lebih baik lagi dikemudian hari. Dan kepada pembaca agar dapat memanfaatkan makalah ini uyntuk memahami informasi yang terkait dengan topic atau permasalahn untuk melanjutkan pembuatan makalah yang sempurna kedepannya. Semoga Allah menjadikan makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
      Proses manajemen
a.       Planning
b.      Organizing
c.       Actualing
d.      evaluation




DAFTAR PUSTAKA

Arifin Abdurrahman. 1997. Kerangka pokok-pokok manajemen umum, Jakarta: ihtiar baru van-             hoeve.
Ngalim Purwanto.2015.  Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ridwan. 2008. Penangangan efektif bimbingan dan konseling di sekolah,  Yogyakarta: pustaka      Pelajar.
Syafaruddin. 2005. Manajemen lembaga pendidikan islam, Jakarta: Ciputat Press.
Syafaruddin, Irwan Nasution.2005. Manajemen Pembelajaran, Jakarta: Quantum Teaching.

Tohirin.2007.  Bimbingan dan konseling di dekolah madrasah, jakarta:PT Raja Grafindo Persada.




[1] Syafaruddin, Irwan Nasution. Manajemen Pembelajaran, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hlm. 70.
[2] Arifin Abdurrahman. Kerangka pokok-pokok manajemen umum, (Jakarta: ihtiar baru van-hoeve, 1997), Hlm 327.
[3] Syafaruddin.Manajemen lembaga pendidikan islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hlm. 65-66.
[4] Tohirin. Bimbingan dan konseling di dekolah madrasah, (jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 344.
[5] Ridwan. Penangangan efektif bimbingan dan konseling di sekolah,  (Yogyakarta: pustaka Pelajar,2008), hlm.273-274.
[6] Ngalim Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 22

0 komentar:

Posting Komentar